JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Melakukan konseling dan kajian tentang LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) atau lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan homo dan lesbian, Support Group and Resource Center on Sexuality Studies Universitas Indonesia (SGRC-UI) ternyata didirikan dan digawangi oleh seorang gay.
Seorang aktivis SGRC yang wajah dan namanya muncul di poster penawaran konseling LGBT, Firmansyah mengakui kalau dirinya adalah gay. Melalui http://melela.org/firmansyah/, dengan tegas Firmansyah mengakui dirinya seorang gay dan pendiri SGRC-UI.
Baca Juga: Tafsir Al Quran Aktual: Kebanggaan Kentut dan Seks Brutal Kaum Nabi Luth
"Menjadi seorang gay di negara dengan tingkat Human Development Index (HDI) di bawah rata-rata dunia merupakan hal yang sangat melelahkan bagi saya,” ungkap Firmansyah.
Lebih lanjut Firmansyah menyebut bahwa pendidikan, salah satu faktor penting dalan perhitungan HDI suatu negara, menjadi alasan utama mengapa masyarakat Indonesia pada umumnya belum menerima seorang gay untuk melela.
"Saya percaya kebencian ataupun diskriminasi yang dirasakan oleh kelompok LGBT di Indonesia (dan di tempat lain) adalah karena ketidaktahuan masyarakat. Atas dasar itulah, saya bersama beberapa teman yang memiliki ketertarikan atas isu gender dan seksualitas di Universitas Indonesia mendirikan Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC),” ungkap Firmansyah.
Baca Juga: Siksa Dosa Homoseks Lebih Mengerikan Ketimbang Dosa Syirik dan Kufur Fir'aun
Melongok Twitter Firmansyah dalam akun @firmanisme juga menampilkan sejumlah foto terkait dengan hubungan asmara LGBT. Misalnya, foto perkawinan dua orang laki-laki, foto laki-laki yang mau ciuman, ataupun dua tentara yang memadu kasih berpegangan tangan.
Firmansyah melalui http://melela.org/firmansyah/ mengaku pertama kali melela pada tingkat akhir di masa SMA. "Keputusan saya melela adalah karena saya lelah harus berbohong kepada sahabat saya mengenai orientasi seksual saya. Tidak mudah mengambil keputusan untuk melela karena saya takut sahabat saya menjauh setelah dia mengetahui bahwa saya seorang gay. Hal ini juga yang mungkin dirasakan teman-teman gay lainnya saat ingin melela ke teman mereka. “
Firman mengaku menyadari ketertarikan terhadap laki-laki ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu, renang merupakan salah satu mata pelajaran yang saya hindari. Rasanya saya mengerti alasan mengapa saya tidak bisa renang sampai saat ini: saat yang lain belajar renang, saya harus menghadapi tekanan berada satu kamar bilas dengan orang yang saya sukai. (rol/yah/rev)
Baca Juga: Keterlaluan! Dua Pria Gay Berbuat Mesum dalam Masjid, Ditangkap Massa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News